Senin, 21 Januari 2013

desain Honda CB150R Ungguli Yamaha New V-Ixion

Rabu, 14 November 2012 19:00 WIB
Komparasi Motor

Polling Desain Ditutup, Honda CB150R Ungguli Yamaha New V-Ixion!


Tepat seminggu yang lalu, artikel pooling desain Honda CB150R vs Yamaha New V-Ixion resmi dibuka (klik di sini) . Konsennya kali ini hanya membicarakan soal desain. Keduanya punya desain yang sama-sama menarik dengan konsep yang berbeda. New V-Ixion dengan tarikan garis-garis tajam dan sasis deltabox, sedang CB150R punya rangka turbular dengan lekukan bodi dinamis.

Nyatanya, artikel polling ini cukup digemari pembaca. Selama satu minggu hingga Rabu (14/11) siang, artikel ini dilihat sebanyak 731.436 kali. Lumayan tinggi untuk artikel di otomotifnet.com / motorplus-online.com. Sedang polling yang block by id session ini sendiri mendapatkan 44.040 partisipan.

Dan pemenangnya adalah Honda CB150R dengan total pemilih 62,6 persen atau sebesar 27.578 pemilih. Sisanya, 16.462 untuk Yamaha New V-Ixion. Memang angkanya lebih tinggi Honda CB150R, tapi polling ini tidak mutlak menentukan siapa yang terbaik soal desain.

Kami di redaksi tetap menilai New V-Ixion punya kelebihan di sektor panel indikator digital hingga bentuk tangki. Tutup tangki modern dan rumah kunci di ujung tangki menjadi terobosan menarik. Behel belakang yang disamarkan menyatu dengan cover bodi belakang juga menarik perhatian.

Sedang Honda CB150R hadir dengan rangka turbular yang segar, setidaknya menambah pilihan baru selain deltabox atau model rangka konvensional lainnya. Desainnya juga punya benang merah dengan produk global Honda lainnya yaitu CB500F, pastinya memberikan gengsi tersendiri.

Thanks buat yang sudah berpartisipasi, sampai ketemu di polling berikutnya! (motorplus-online.com) 

Penulis : Popo | Teks Editor : KR15 | Foto : Popo

perbandingan teknologi New V-Ixion VS CB150R

Selasa, 15 Januari 2013 15:16 WIB
Komparasi Motor

Komparasi New V-Ixion VS CB150R, Membandingkan Fitur dan Teknologi


Lanjut ke komparasi kedua antara Honda CB150R dan Yamaha New V-Ixion. Kali ini, fitur dan teknologi jadi fokus utama. Kami juga yakin, terkadang desain dan harga malah jadi nomor dua buat mereka yang mementingkan teknologi. Yuk simak apa saja yang ada pada kedua motor ini.

Fitur
Dari panel indikator di setang. Punya New V-Ixion desainnya memang lebih menarik. Kompak tapi terbilang lengkap dengan kombinasi digital-analog. Analog ada pada takometer sedang lainnya digital. Sapaan "hi bro!" jadi ciri khas yang menarik.

Bila dibandingkan dengan panel indikator CB150R, satu-satu indikator yang tidak ada adalah jam digital. Jam digital pada mid sport andalan Honda terbukti sangat fungsional. Enggak perlu repot mengangkat tangan untuk melihat penunjuk waktu. Sedang untuk visibilitasnya, indikator di kedua motor ini sama baiknya.

Urusan speedometer, New V-Ixion sudah tidak menggunakan kabel di roda depan, gantinya ada speed sensor untuk membaca kecepatan. Sedang CB150R masih pakai kabel. Kelengkapan seperti engine cut-off dan saklar lampu dim juga hanya dimiliki oleh New V-Ixion.

Kunci setang dan kontaknya sudah sama-sama dilengkapi pengaman bermagnet. Tapi punya CB150R telah dilengkapi dengan tuas kecil untuk menutup rumah kuncinya. Sedang punya New V-Ixion harus menggunakan kunci bermagnetnya untuk menutup, sedikit lebih ribet.
Kiri New V-Ixion dan kanan CB150R
Ketika menggunakan tombol-tombol di setang, CB150R lebih mudah dioperasikan. Pasalnya tombol klakson, lampu dan seinnya lebih besar. Pada New V-Ixion sedikit ribet ketika hendak memencet klakson, tombolnya kecil dan nyempil.

Tuas transmisi New V-Ixion bukan hanya satu di depan, tapi pada bagian belakang ada tuas juga yang memungkinkan memasukan gigi dengan menginjak ke belakang. Efek baiknya, sepatu enggak gampang rusak karena harus terus menerus mencongkel tuas transmisi ketika memasukan gigi.

Pindah ke kolong, hanya New V-Ixion yang dilengkapi dengan hugger dan penahan lumpur yang menjauhkan sokbraker belakang dari kotoran. Sedang pada CB150R, kotoran dari roda belakang langsung jatuh ke perangkat suspensi belakang.
 
Sedang untuk pelapis alas pantat alias jok, CB150R lebih ngegrip meski pakai celana kain sekalipun. Tekstur kasarnya lebih nyaman ketimbang pelapis jok polos yang digunakan New V-Ixion. Di balik jok, New V-Ixion punya fitur andalan seperti pengait tali untuk membawa barang bawaan. Sedang untuk cantolan helm, CB150R lebih unggul karena telah menyediakan tali kawat agar helm lebih mudah meraih gantungan dan dikunci di balik jok.
Kiri New V-Ixion dan kanan CB150R
Teknologi Mesin
Mesin CB150R menggunakan platform dari CBR150R. Mesin ini mengusung teknologi kepala silinder DOHC (double overhead camshaft) dengan 4 klep. Detailnya klik di sini. Ada dua camshaft atau noken as atau kem. Tiap noken as memiliki dua bumbungan yang masing-masing langsung terhubung ke batang klep. Satu noken as bertugas membuka-tutup dua klep masuk dan noken as yang lainnya lagi membuka-tutup dua klep buang.

Sedang New V-Ixion masih menggunakan mesin lamanya, SOHC (single overhead camshaft) 4 klep. Detailnya klik di sini. Hanya memiliki satu noken as dengan dua bumbungan untuk mengatur buka-tutup dua klep masuk dan dua klep buang. Karena tiap bumbungan bertugas menggerakan dua noken as sekaligus, maka masih memerlukan rocker arm atau lengan penghubung antara noken as dengan batang klep.

Keunggulan DOHC yang paling mendasar adalah memiliki komponen yang bergerak lebih sedikit ketimbang SOHC yang masih membutuhkan rocker arm. Selain itu tidak perlu lagi setelan kerenggangan klep, fungsi pada DOHC sudah digantikan oleh shim yang membuatnya lebih minim perawatan. Tapi secara performa, keduanya hampir sama.

Kedua motor ini sama-sama memiliki 4 klep dan telah dilengkapi dengan pendingin air atau radiator. Sedang untuk transmisinya, Honda lebih unggul secara jumlah dengan 6 speed. Sedang New V-Ixion hanya 5 speed.
 
Teknologi Injeksi
Sensor-sensor yang dulu ada pada sistem injeksi V-Ixion lama tetap dipertahankan di New V-Ixion, yaitu Sensor Throttle Position Sensor (TPS), Intake Air Pressure Sensor (IAPS), Intake Air Temperature Sensor (IATS), Crankshaft Position Sensor (CPS) dan Coolant Temperature Sensor (CTP). Tapi kini ditambah O2 sensor.

Sensor oksigen ini hadir untuk memberikan feedback alias umpan balik kepada Electronic Control Unit (ECU) mengenai hasil pembakaran. Ketika gas buang terdeteksi terlalu kaya atau terlalu miskin, maka secara otomatis suplai bahan bakar akan disesuaikan. Hasilnya pembakaran lebih sempurna dan emisi lebih rendah.

Pada CB150R tidak dilengkapi sensor O2. Tapi jangan khawatir soal emisi, Honda telah membekali CB150R dengan Secondary Air Suplai System (SASS) agar tetap lolos regulasi Euro 2. SASS ini bekerja dengan cara menyuntikkan oksigen ke jalur pembuangan, sehingga gas CO yang beracun akan berubah menjadi CO2 dan O2.

Tapi untuk sensor lain, CB150R masih lengkap dengan Throttle Position Sensor (TPS), Manifold Absolute Pressure (MAP) dan Intake Air Temperature (IAT). Selain itu sensor seperti Engine Coolant Temperature (ECT) dan Crank Position Sensor (CKP) juga tetap ada.

Fitur lain yang membedakan adalah, CB150R kembali mengadopsi sistem penyetelan stasioner model manual dengan sebuah sekrup. Sedang V-Ixion dilengkapi dengan Fast Idle Solenoid (FID) yang mengatur stasioner secara otomatis.

Kedua motor ini juga sama-sama memiliki sensor untuk mematikan sistem injeksi secara otomatis ketika terjatuh. Honda tetap memiliki Bank Angle Sensor (BAS), sedang Yamaha juga setia dengan Lean Angle Sensor (LAS).

Di CB150R juga terpasang capasitor bank. Tujuannya jika aki soak, pacuan yang aplikasi sistem bahan bakar injeksi itu bisa tetap berfungsi. Listrik cadangan yang tersimpan di kapasitor bank bisa memberikan pasokan listrik ke sistem injeksi. Part ini juga berfungsi stabilkan arus listrik agar main di 12–14 volt.

Sedang pada New V-Ixion tidak ada komponen seperti itu. Tapi Yamaha menyediakan lampu indikator yang akan menginformasikan kondisi aki. Ketika aki soak lampu akan menyala. Sehingga sebelum kejadian motor mogok karena sistem injeksi tidak bekerja gara-gara aki mati, pemilik motor sudah bisa melakukan pengecekan.  (motorplus-online.com)

Penulis : Tim OTOMOTIFNET.com | Teks Editor : KR15 | Foto : Dok OTOMOTIFNET.com

lincah mana New V-Ixion VS CB150R ?

Kamis, 17 Januari 2013 11:59 WIB
Komparasi Motor

Komparasi New V-Ixion VS CB150R, Handling Beda Tipis!


Yuk melanjutkan ulasan komparasi Honda CB150R versus Yamaha New V-Ixion. Pada tulisan ketiga ini, riding position dan handling jadi topik utama. Meski punya desain yang serupa yaitu sport naked, tapi karakter berkendaranya berbeda.

Dari posisi duduknya saja, punya feeling yang berbeda. Ketika duduk di jok CB150R, setangnya terasa sedikit lebih tinggi dari New V-Ixion.

Tapi jangan bayangkan posisi duduknya tegak seperti naik New Mega Pro, tetap saja sedikit nunduk.

Tinggi jok CB150R sebenarnya tidak terlalu tinggi, tapi jadi kurang nyaman karena bentuk bagian belakang tangki terlalu lebar. Duduk harus lebih mengangkang dan bikin paha sedikit pegal.

Untung, joknya lumayan empuk dan punya bahan jok bertekstur kasar. Dengan jok ini duduk jadi tidak licin meski pakai celana kain sekalipun. Posisi foot step-nya masih oke untuk berkendara sehari-hari.

Sedang New V-Ixion punya setang lebih pendek. Meski pendek, posisi duduknya tetap nyaman karena badan seolah masuk ke dalam bodi.

Tangki dan joknya didesain enak dijepit. Paha tidak perlu terlalu ngangkang dan untuk rider 165 cm, kaki cukup jinjit sedikit saja.

Handling Beda Tipis Karakternya
Lanjut ke handling. Ketika berkendara di kemacetan, terasa kalau CB150R punya radius putar lebih sempit. Berkelok di jalanan sempit seperti di kemacetan jadi lebih mudah dilakukan.

Sedang New V-Ixion memang radius beloknya lebih lebar. Tapi tenang saja, untuk selap-selip di kemacetan tetap mudah kok.

Sedang untuk redaman suspensi, keduanya punya karakter yang berbeda. Sokbraker depan CB150R yang memiliki diameter 31 mm dan didukung konstruksi pro-link di suspensi monoshock-nya, sukses memberikan redaman yang baik. Khususnya ketika melaju di kecepatan tinggi.
Kiri pro-link Honda CB150R, kanan monocross New V-Ixion 
CB150R memang cocok buat yang suka kencang. Suspensinya enggak terasa mengayun berlebih ketika menikung cepat. Padahal roda belakangnya hanya pakai pelek 2.50x17 dan ban 100/80-17.

Tapi urusan kenyamanan, suspensi New V-Ixion tetap lebih lembut dan nyaman. Sokbraker depannya yang memiliki diameter tabung 33 mm serta suspensi belakang monocross-nya memanjakan pengendaranya.

Buat melaju, New V-Ixion juga tergolong mantap dengan kaki-kaki lebar. Roda depannya dikawal pelek 2.15x17 dan ban 90/80-17 sedang yang belakang pakai pelek 3.50x17 dan ban 120/70-17. Sayangnya ketika belok kencang, roda belakang masih terasa mengayun.

Beda tipis karakternya! (motorplus-online.com)

Penulis : Tim OTOMOTIFNET.com | Teks Editor : KR15 | Foto : Dok OTOMOTIFNET.com

konsumsi bbm New V-Ixion VS CB150R

Jumat, 18 Januari 2013 21:07 WIB
Komparasi Motor

Komparasi New V-Ixion VS CB150R, Konsumsi Bahan Bakar


Terakhir nih... Kali ini fokusnya pada membandingkan konsumsi bahan bakar Honda CB150R dan Yamaha New V-Ixion. Dari spesifikasinya sih, seharusnya sudah kebayang mana yang bakal lebih irit. CB150R over bore, dan New V-Ixion over stroke malah hampir square.

Yang sudah-sudah, karakter over stroke lebih hemat bahan bakar. Alasannya karena torsi motor berkarakter over stroke bisa diraih pada putaran mesin lebih rendah. Logika gampangnya, cukup putar gas sedikit saja untuk membuatnya berjalan.

Tapi belom lengkap rasanya kalau tidak dibuktikan. Dengan pengukuran full to full, kedua motor ini kami pakai untuk harian di jalanan Jakarta oleh satu tester (165 cm/70 kg). Rutenya relatif sama di jam yang sama juga, dengan tujuan mendapatkan kondisi lalu lintas yang tidak jauh berbeda.

Cara berkendaranya pun jauh dari eco riding. Buka gasnya suka-suka, kalau ketemu jalanan kosong selalu gatel untuk putar selongsong gas dalam-dalam. Tapi enggak jarang juga kena macet dan harus berhenti lama bersama pengendara lainnya.

Jadi, kami enggak akan kaget kalau ada pembaca yang bisa dapat konsumsi bahan bakar lebih irit dari yang kami peroleh. Hehee.. sah-sah saja mencoba sendiri mengukur konsumsi bahan bakar kedua motor ini, toh bisa dilakukan dengan mudah.

Setelah dilakukan pengetesan masing-masing sebanyak dua kali, diperoleh hasil 1 liter bahan bakar mampu digunakan untuk menempuh jarak 35 km oleh CB150R. Beda tipis seperti klaim pabrikan yang menyebutkan angka 1:36 kilometer. 

Sedang New V-Ixion tembus 38 kilometer. Ups, masih lebih irit dari kompetitornya nih! (motorplus-online.com)

Penulis : Tim OTOMOTIFNET.com | Teks Editor : KR15 | Foto : Dok OTOMOTIFNET.com

hasil tes new v ixion VS cb150r pilih mana??

Jumat, 18 Januari 2013 14:14 WIB
Komparasi Motor

Komparasi New V-Ixion VS CB150R, Performa Bikin Bimbang!


Urusan performa, erat hubungannya dengan spesifikasi mesin kedua motor ini. Meski sama-sama 150 cc, Honda CB150R dan Yamaha New V-Ixion punya beberapa perbedaan mendasar pada spesifikasi. 

CB150R menawarkan karakter overbore 63,5 x 47,2 mm, DOHC 4 klep berpendingin cairan transmisi 6 speed. Sedang New V-Ixion mengandalkan mesin lamanya, karakternya hampir square 57 x 58,7 mm, SOHC 4 klep berpendingin cairan transmisi 5 speed.

Pasokan bensin keduanya injeksi, hanya beda di detail dan kelengkapan sensor karena New V-Ixion sudah pakai 02 sensor, sedang CB150R belum. Aliran udara ke ruang bakar dikawal dengan throttle body (TB) 28 mm sedang CB150R lebih besar pakai TB 30 mm.

Nah... Kini saatnya dicoba lewat dua pengetesan yang berbeda. Pertama uji akselerasi pakai racelogic. Dan yang kedua langsung dinaikan ke atas dynamometer, untuk melihat power dan torsinya secara real dalam kondisi lingkungan yang sama dan mesin dyno yang sama pula.

Hasil tes akselerasi, StreetFire unggul dari Lightning. Dites pakai Racelogic oleh 1 tester berpostur 173 cm 65 kg di bawah 0-60 km/jam StreetFire hanya butuh 3,8 detik. Sementara Lightning perlu 4,1 detik. Jarak 201 meter CB150R unggul dengan 11 detik, berbanding V-Ixion 11,3 detik. Sementara jarak 402 meter ditempuh oleh CB150R hanya 18,2 detik sedang V-Ixion 18,4 detik.

Top speed keduanya beda tipis, andalan Honda 135 km/jam sedang Yamaha 132 km/jam, dites dengan trek 1 km. Data lain ada di bawah.. Silahkan dilihat dan dibandingkan.

Keunggulan CB150R tentu saja ditunjang karakter mesin overbore yang melengking cepat di rpm menengah ke atas dengan nafas panjang, ditambah rasio 6 speed rapat plus rasio akhir ringan. Sedang V-Ixion cenderung rata, dari bawah sampai atas rpm naik stabil. Mengandalkan feeling, mesin CB150R terasa lebih bulat dan halus sementara V-Ixion sedikit kasar.

Tak cukup akselerasi dan top speed, kami juga penasaran dengan potensi mesin on wheel, makanya dites pakai dynamometer. Mengejutkan! Baik tenaga maupun torsi V-Ixion ternyata lebih besar dari CB150R!

Anda terkejut? Sama dong! Bahkan kami sampai mengukur di dua tempat berbeda. Pertama di-dyno milik Aerospeed, Jl. Haji Nawi 74, Jaksel. Kedua, di Sportisi Motorsport, Jl. Tenggiri 4A Rawamangun, Jaktim. Ternyata hasilnya identik, tetap lebih besar V-Ixion.

Tepatnya di dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi tenaga V-Ixion 14,17 dk pada 8.850 rpm dan torsi 12,76 Nm pada 7.050 rpm. Sementara CB150R 13,45 dk pada 10.300 rpm torsi 10,83 Nm pada 7.800 rpm. Kedua motor kondisi standar pabrik dengan bahan bakar yang sama.

Nah loh.. Jadi bimbang kan..!!! Mau pilih yang akselerasi dan top speed nya unggul atau yang power dan torsinya lebih besar? (motorplus-online.com)

Data Akselerasi  New Vixion   CB150R
0-60 km/jam
0-80 km/jam
0-100 km/jam
0-100 meter
0-201 meter
0-402 meter
4,1 detik
7,1 detik
13,1 detik
7,1 detik
11,3 detik
18,4 detik
3,8 detik
6,8 detik
11,7 detik
7 detik
11 detik
18,2 detik


Penulis : Tim OTOMOTIF | Teks Editor : KR15 | Foto : Dok OTOMOTIFNET.com

tes honda verza

Kamis, 17 Januari 2013 18:48 WIB
First Ride

First Ride Honda Verza 150, Ringan dan Responsif


Pasar sepeda motor sport di Indonesia kembali diramaikan dengan motor batangan "pahe". Hal ini ditandai dengan kehadiran Honda Verza 150 yang diluncurkan oleh PT Astra Honda Motor (AHM) di JIExpo Kemayoran,  kemarin (16/1).

Secara sejarah, ini seperti kebangkitan kembali Honda Win dan GL Max yang pernah jadi motor sport entry level andalan Honda. Buat pengguna sepeda motor yang ingin naik kelas dari bebek atau matik, bisa mencoba model ini terlebih dahulu. Pasalnya, selain harganya yang sangat terjangkau, Verza 150 juga diklaim sangat mudah dikendarai.

Setelah sesi peluncuranya kemarin, Honda langsung mengajak kami mencicipi Verza 150. Yuk langsung simak hasil sesi first ride-nya.

Desain dan Fitur
Meski dikategorikan sebagai sport entry level atau motor sport dengan harga ramah di kantong, Verza 150 tetap dibekali desain yang tidak murahan. Dari sisi depan desain lampu depan terlihat sporty, serupa CB150R.

Di sisi samping, terlihat bodi ramping dilengkapi dengan garis-garis striping yang sporty. Paling unik adalah shroud-nya. Memang hanya tersedia untuk varian casting wheel, tapi bisa dilepas tanpa meninggalkan bekas dudukan pada tangki bagian luar. Buat versi spoke wheel yang mau pasang should ini juga bisa kok.

Pada bagian belakang, sekilas mirip buntut Mega Pro era Primus. Lampu belakangnya mirip dipadu dengan bodi belakang yang didesain lebih ramping. Sporty deh! Sayangnya cuma satu, mungkin untuk ngejar harga terjangkau, finishing di footstep dan tuas rem-transmisi serta area setang jadi biasa saja. Hanya dikelir warna hitam dof.

Yang lucu lagi ketika menyalakan mesin memutar gas beberapa kali, kok jarum takometernya enggak bergerak! Ternyata bukan takometer, motor ini hanya dilengkapi speedometer berpenampilan analog. Sedang di panel digitalnya hanya ada fuel meter, odometer dan trip meter. Minimalis tapi tetap fungsional.

Fitur lain pada Honda Verza 150 juga menarik, seperti pengaman kunci kontak bermagnet (magnetic key shutter). Lalu ada juga pengaman rantai (sprocket chain stopper) yang menjaga agar roda tidak terkunci pada saat rantai terlepas dari gir.

Sokbraker belakangnya yang masih dobel juga memberikan keunggulan pada kekuatan membawa barang. Swingarm-nya juga terlihat kokoh, untuk bawa beban banyak sepertinya tak masalah nih! Oiya, warna merah di ulir sokbraker belakang juga membuatnya tampak sporty.

Handling
Tiba saatnya untuk duduk diatas jok motor Honda Verza 150. Setang yang tinggi dan jok motor yang datar membuat posisi berkendaranya nyaman, tapi untuk rider yang tingginya 165 cm masih harus sedikit jinjit.

Sudut kemudinya bisa mencapai 90 derajat dan memiliki radius putar hingga 2 meter saja, terbukti memudahkan bermanuver di jalan yang sempit. Ketika dicoba untuk melewati cone slalom, bisa dilalui dengan cepat dan lincah.

Satu lagi yang istimewa pada motor ini adalah bobotnya yang cuma 129 kg, ini setara bebek 125 cc yang banyak beredar di Indonesia. Bobot ringan ini turun mempermudah handling-nya. Rider pemula yang belum pernah bawa motor batangan pun dipastikan akan cepat beradaptasi.

Suspensinya juga nyaman. Jarak mainnya panjang sehingga redamannya terasa lembut sampai ke badan. Di area setang, Honda juga menambahkan peredam di bawah raiser setang. Meski tidak ada bandul di ujung setang, getarannya tetap tidak terlalu terasa.

Mesin dan performa
Sedang untuk mesinnya, Honda Verza 150 menggunakan mesin  150cc, 4-Langkah, SOHC, Silinder tunggal, 5-kecepatan dan telah menggunakan suplai bahan bakar PGM-FI (Programmed fuel injection) alias sudah injeksi.

“Mesin motor ini memang sama dengan mesin Honda New Mega Pro. Namun sudah ada perubahan di suplai bahan bakar yang menggunakan injeksi, juga ada penyetingan pada sistem pengapian,” jelas Katsuya Abe, Chief Engineer, Honda R&D Co.Ltd.

Langsung saja menikmati motor ini. Dirasakan pada putaran bawahnya, langsung terasa responsif. Meski cuma banyak bermain di gigi 1 sampai 3, tapi hentakannya cukup terasa. Perpindahan giginya juga halus. Kombinasi yang menyenangkan, bobot ringan dengan putaran bawah yang responsif.

Sayangnya karena trek first ride yang dibuat tidak begitu luas, harus menunggu sesi test ride-nya nih. Peforma di putaran atas serta akselerasinya di gigi 4 dan 5 belum terjamah. Sabar saja ya!

Jujur, kami juga penasaran untuk membuktikan klaim PT AHM, yang menyatakan kalau motor ini mampu melaju hingga kecepatan 110 km/jam, serta memiliki akselerasi 11,5 detik untuk menempuh jarak 0-200 meter. Untuk konsumsi bahan bakarnya pun, PT AHM mengklaim tembus 48 km/liter (metode ECE R40).  (motorplus-online.com)

Data Spesifikasi:
Panjang x Lebar x Tinggi (mm): 2.056 x 742 x 1.054
Jarak Sumbu Roda (mm): 1.318
Jarak Terendah ke Tanah (mm): 156
Ketinggian Tempat Duduk (mm): 773
Berat Kosong: 129 kg (Tipe CW & SW)
Radius Putar Minimum (mm): 2.000
Kapasitas Tangki Bahan Bakar (liter): 12,2
Tipe Mesin: 4-Langkah, SOHC, Silinder Tunggal
Volume Langkah (cc): 149,2
Sistem Pendinginan: Berpendingin Udara
Sistem Suplai Bahan Bakar: Injeksi (PGM-FI / Programmed Fuel Injection)
Diameter x Langkah (mm): 57,3 x 57,8
Tipe Transmisi: 5-Kecepatan
Pola Pengoperan Gigi: 1 - N - 2 - 3 - 4 - 5
Perbandingan Kompresi: 9,5 : 1
Daya Maksimum: 9,72 kW (13,2 PS)/ 8.500 rpm
Torsi Maksimum: 12,7 Nm (1,29 kgf.m)/ 6.000 rpm
Tipe Starter: Starter Kaki & Starter Elektrik
Tipe Kopling: Manual, Multiplate Wet Clutch
Kapasitas Minyak Pelumas: 1,0 Liter pada Penggantian Periodik
Tipe Rangka: Diamond Steel
Ukuran Ban Depan: 80/100 - 17 M/C 46P (CW: Tubless)
Ukuran Ban Belakang: 100/90 - 17 M/C 55P (CW: Tubeless)
Tipe Rem Depan: Cakram Hidrolik, dengan Piston Ganda
Tipe Rem Belakang: Tromol
Tipe Suspensi Depan: Teleskopik
Tipe Suspensi Belakang: Suspensi Ganda
Tipe Pengapian: Full Transisterized
Tipe Baterai: 12V - 3,5 Ah
Tipe Busi: NGK CPR9EA-9

Penulis : RezaSS | Teks Editor : KR15 | Foto : Ary

test ride vixion baru memang mantap

Jumat, 11 Januari 2013 19:59 WIB
Test Ride
diposting dari : otomotif net.com

Test Ride Yamaha New V-Ixion Lightning, Lebih Nyaman!


Setelah mencuri-curi mencoba motor ini sebelum launching, lalu ikut city turing bersama Yamaha di Bandung, kini saatnya free ride..!! Berkendara suka-suka bersama Yamaha New V-Ixion Lightning. Pada sesi test ride ini, bisa mencoba macet-macetan hingga riding di malam hari untuk merasakan performa putaran atasnya.

Fitur
Mulai dari fitur, saatnya mengevaluasi beberapa fitur yang dibanggakan Yamaha. Seperti panel indikator digitalnya. Nyala lampunya terang dan mudah terlihat di malam hari. Pada bagian kiri, indikator lampu sein hingga engine check meski kecil tapi tetap memiliki visibilitas baik.

Ketika geser motor di parkiran, tentu menggunakan behel yang kini didesain seirama bodi. Secara tampilan memang menarik, tapi aplikasinya jadi sedikit merepotkan karena genggaman jari hanya sedikit saja. Menggeser motor jadi terasa lebih berat,

Masih dari behel yang disediakan Yamaha, di bagian dalamnya ternyata ada sangkutan untuk menyimpan helm. Sayangnya, posisinya terlalu dalam jadi cukup sulit dijangkau, posisi tali helm harus dikendurkan biar tetap bisa masuk dan jok tertutup rapat.

Tapi ada satu fitur yang sangat fungsional, di balik jok ada empat tali yang bisa fungsinya sebagai kaitan ketika mengikat barang. Misalnya ketika menggunakan tali jaring untuk membawa barang, enggak perlu bingung mencari cantolannya. Simpel tapi fungsional.

Satu lagi yang mengganjal adalah posisi plat nomor yang diletakan di atas head lamp, secara estetika menjadi kurang enak dilihat. Jadi kaya orang demam pakai kompres di jidat hehee.. Tapi ternyata, pihak Yamaha sengaja tidak memposisikannya di bawah lampu utama agar tidak menghalangin hembusan angin dari depan ke radiator. Kalau tujuannya fungsi, oke deh..

Dan yang paling kami suka adalah tuas transmisinya. Bukan cuma satu tuas di depan, tapi ada tuas di belakang. Pindah gigi jadi bisa dilakukan tanpa mencongkel, cukup injak belakang ketika mau masuk gigi 2 sampai 5. Sepatu jadi enggak cepat rusak karena dipaksa mencongkel berkali-kali.

Handling
Beberapa hari jalan bersama motor ini, tidak merasakan pegal di bagian paha. Bentuk tangki yang mengerucut di bagian belakang membuat posisi duduk tidak perlu ngangkang dan membuat posisi duduk jauh lebih nyaman.

Posisi setangnya memang tidak setinggi V-Ixion lama, pertama kali nyemplak pasti terasa menunduk, tapi coba jalan 15 menit saja. Langsung terasa pas, padahal tinggi tester hanya 165 cm. Jalan jauh juga enggak cepat capek. Artinya punggung tidak dipaksa terlalu menekuk.

Stabilitas dirasa baik, cengkraman ban depan juga mengigit berkat titik berat motor yang dibuat sedikit lebih maju. Wheel base yang lebih panjang 18 mm juga menambah stabilitas. Paling gampang rasakan ketika menikung, tidak usah terlalu cepat tapi rasakan kalau bodinya lebih anteng saat menikung. Pasti pengaruh juga dari bannya yang kini lebih lebar. Ban belakangnya aja pakai ukuran 120/70-17.

Suspensinya juga empuk, pas banget buat yang doyan naik motor nyaman. Depan enggak ada masalah, justru yang belakang ketika menikung dalam kecepatan tinggi ayunannya jadi berlebih. Mungkin ini yang harus diterima karena Yamaha lebih mengutamakan kenyaman dalam perjalanan harian yang tidak menuntut kecepatan terlalu tinggi.

Sedang pengeremannya, sedikit lebih pakem dari versi teromol meski sudah disk brake dengan single piston. Tapi secara tampilan memang lebih keren dan nampak modern.

Oiya, sempat juga melakukan rolling stoppie. Mengangkat roda belakang sambil melaju hehee.. Tapi jangan ditiru ya! Adegan ini dilakukan dengan skill khusus. Meski roda depan masih standar, tetap bisa dilakukan dengan stabil, bahkan ketika mencoba mengubah arah motor sebelum ban belakang mendarat pun bisa dilakukan dengan percaya diri tanpa takut selip. Sasis dan kaki-kakinya memang istimewa!
Performa
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), ATPM Yamaha di Indonesia punya kuncian soal performa motor ini. Yaitu angka 7.500 rpm! Yamaha tetap mempertahankan titik puncak torsinya di 7.500 rpm.

Torsi V-Ixion lama hanya 13,1 N.m pada 7.500 rpm, sedang yang baru mencapai 14,5 N.m di 7.500 rpm. "Torsi 7.500 rpm terbukti sangat pas dipakai berkendara di jalanan Indonesia yang padat. Putaran mesin tidak perlu terlalu tinggi, motor sudah bisa berakselerasi cepat," beber M Abidin, GM Technical Service PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Untuk yang satu ini, kami juga setuju. Di jalanan Indonesia, karakter mesin over stroke-nya yang punya keunggulan enak diputaran rendah terbukti membuat berkendara lebih santai. Motor sudah enak sejak 3.000 rpm, jadi enggak perlu terlalu dalam memutar selongsong gas dan sering-sering pindah gigi.

Eits, ketika ketemu jalan sepi di tengah malam kota Jakarta selongsong gas langsung dipelintir hingga mentok, pindah gigi cepat membuat speedometer digitalnya menunjukan angka 126 km/jam. Sayangnya lintasan kurang panjang, jadi enggak tahu nih masih bisa naik atau hanya mentok segitu. Sekedar info, kecepatan segitu diraih dengan tester berbobot 70 kilogram.

Konsumsi BBM
Harap dicatat, pengetesan konsumsi bahan bakar ini dilakukan tanpa metode econo riding. Rutenya juga rute yang sama yang selalu dilakukan dalam hampir semua tes konsumsi BBM di OTOMOTIFNET.COM. Buka gasnya suka-suka, kadang betot abis, kadang juga langsam lama karena macet.

Hasilnya setelah dilakukan pengetesan sebanyak 2 kali dengan cara top up, hasilnya didapat satu liter bensin bisa menempuh jarak hingga 38 kilometer. Ups, masih lebih irit dari kompetitornya nih! (motorplus-online.com)

Data Akselerasi (Tabloid OTOMOTIF)
0-60 km/jam: 4,1 detik
0-80 km/jam: 7,1 detik
0-100 km/jam: 13,1 detik
0-100 meter: 7,1 detik
0-201 meter: 11,3 detik
0-402 meter: 18,4 detik

Penulis : RezaSS, Popo | Teks Editor : KR15 | Foto : Opix

ducati yang bagus saat ini

diposting dari : otomotf net.com
Senin, 21 Januari 2013 14:41 WIB
Modif Ducati Hypermotard 1100S, 2008 (Jakarta)

Ducati Hypermotard 1100S, X-clusive Bike For Ordinary Biker

Terus terang nih, enggak banyak bikers yang ‘berani’ alias punya nyali mengcustom motor Italia ini. Bukan apa-apa, selain termasuk motor premium alias muahaaal, taste estetika desainer Italia memang sulit direvisi.

Motornya udah eksotis dan enak dilihat di berbagai sisi. Tapi, tetap aja, seindah-indahnya motor, tampilannya termasuk standar. Buat yang gatel berimajinasi gimana motor idaman menurut egonya, langkah customized pastinya dilakoni.

Seperti Ducati Hypermotard 1100S ini! Tapi, harus meredam ego. Yang jelas sektor sasis sudah mumpuni, rake sudah oakley dan peranti basic sudah ekslusif. Makanya pintar-pintarnya owner jika ingin merombak. Kalau kebablasan bukannya makin  keren tapi semakin hancur!

Pertimbangan ini  yang dilakoni bro Vienant, daily rider juga builder dari rumah modifikasi Garage C-H-07 Motorcye di Jl. Tegal Rotan No. 9, Bintaro Sektor 7, Ciputat, Tangerang.

“Bahan dasar motor ini memang sip. Tipe ini  pakai sistem kopling kering hingga tampak lebih terbuka. Biar berisik, itulah ciri khas Ducati,” bukanya. Agar lebih greng, bak koplingnya diganti merek Rizoma.

Eye cathing paling utama menurut Vienant ada di pengecatan. Agar makin kental nuansa Italia, rumah modifikasi ini memilih warna khas bendera Italia.Dominasi putih dan merah serta sedikit unsur hijau di bagian belakang dan sepatbor moncong ‘bebek’ di depan. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Knalpot: Termignoni
Cover kopling : Rizoma
GC-H-07M: 0878-82858121

Penulis : Isf@n | Teks Editor : KR15 | Foto : M. David

harga tata mamdo di indonesia

Jumat, 07 September 2012 16:02 WIB

Tata Motor Indonesia

Waduh, Harga Tata Nano di Indonesia Lebih dari Rp 50 Jutaan?


Jakarta - Tata Motor Indonesia sudah bersiap untuk memasarkan mobil termurah sejagadnya di Indonesia, Tata Nano. Beragam spekuliasi muncul mengenai harga jualnya yang selalu menyimpan rasa penasaran tersendiri.

Bukan tanpa alasan, Tata Nano yang dicap sebagai mobil termurah sejagad tentu saja karena harga jualnya yang menggiurkan sebagai kendaraan roda empat. Di negara asalanya India saja, Tata Nano di banderol Rp 24,5 jutaan dan tipe tertingginya dibanderol seharga Rp 34,3 jutaan.

Nah, bagaimana dengan harganya di Indonesia? Tata Motor Indonesia memang sampai saat ini masih bungkam untuk membocorkan kisaran harga jualnya. Namun, sumber otomotifnet.com mengatakan, harga jual Tata Nano tidak akan seperti di India. Maksudnya?

"Harga Rp 24 jutaan kan itu di India, kalau untuk di Indonesia, plus pajak-pajaknya, bisa diatas Rp 50 jutaan. Ya, Rp 50 juta lebih," tegas sang sumber.

Namun, dengan dimensi mungilnya, termasuk sokongan mesin 642cc yang juga mungil, Tata Nano menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam berkendara di tanh air yang padat lalu lintasnya, selain itu, tentunya bakal irit bahan bakar.'

Makin penasaran dengan si mungil Tata Nano? Simak terus otomotifnet.com! (mobil.otomotifnet.com)